Warga Nogosari kembangkan usaha pengolahan pupuk organik

id pupuk organik

Warga Nogosari kembangkan usaha pengolahan pupuk organik

ilustrasi pupuk organik (sriwahyono.blogspot.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Sejumlah warga Nogosari, Desa Sumberagung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan usaha pengolahan pupuk organik untuk menambah pendapatan mereka.

"Kami manfaatkan kotoran ternak di pedukuhan ini karena daripada menimbulkan bau apalagi kalau hujan, lebih baik kami olah menjadi pupuk organik," kata ketua kelompok pengolahan pupuk organik Nogosari, Bantul, Sukarjo, Selasa.

Menurut dia, usaha pengolahan pupuk organik yang dikembangkan sejak enam bulan lalu atau awal Maret ini bertujuan menambah pendapatan warga yang sebagian besar peternak dan petani.

Ia mengatakan, untuk membuat pupuk organik dibutuhkan kotoran ternak baik kotoran sapi, ayam, mapun kambing dengan dicampur berbagai dedaunan yang kemudian difermentasi.

Dengan kandangisasi yang dikelola warga setempat dengan kurang lebih sebanyak 100 ternak di pedukuhan ini, kata dia setidaknya memudahkan kelompok untuk mengolah menjadi pupuk organik.

"Hingga saat ini telah dihasilkan sebanyak 15 kuintal pupuk organik, dan sebagian besar telah terjual ke petani lain dan sebagian dibeli anggota untuk sawahnya seharga Rp700 pe kilogram," katanya.

Ia berharap, dengan kelompok pengolahan pupuk organik ini setidaknya bisa menambah penghasilan kelompok, sekaligus mengenalkan pemanfaatan pupuk organik bagi petani setempat.

"Anggota saat ini sudah ada sebanyak 25 orang, kesepakatan awal harga pupuk dijual Rp700 per kg. Kemungkinan nanti bisa dinaikkan menjadi Rp1.000 per kilogram, jika harus mendatangkan bahan kotoran ternak dari luar desa," katanya.

Salah seorang pengurus yang juga ketua Rukun Tetangga (RT) setempat Satuju mengatakan, pengolahan pupuk organik ini juga sebagai upaya warga untuk menciptakan kampung yang hijau dan bersih berbasis pengolahan sampah.

"Kami juga sudah menyosialisasikan ke warga dan memberitahukan kepada perangkat desa setempat bahwa kami melaksanakan program ini. Dari lembaga swadaya masyarakat juga telah mendukung dengan memberi bantuan mesin pencacah daun," katanya.

Ia berharap petani yang belum menggunakan pupuk organik dalam pertanian, mulai beralih menggunakan pupuk organik untuk menghasilkan panen yang berkualitas.

"Saat ini saya melihat penggunaan pupuk organik masih terbatas pada tanaman palawija dan sebagian besar sayuran, namun untuk padi belum. Kami harap secara bertahap direspons dengan baik," katanya.

(KR-HRI)