DB dan chikunguya di Kota Yogyakarta masih tinggi

id db

DB dan chikunguya di Kota Yogyakarta masih tinggi

ilustrasi nyamuk penyebar DBD (bengkulu.antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Kasus demam berdarah dan chikungunya di Kota Yogyakarta hingga memasuki pekan terakhir Mei 2013 masih tinggi yaitu masing-masing mencapai 567 kasus dan 227 kasus, meskipun untuk chikungunya masih "suspect".

"Kasus demam berdarah dan chikungunya masih cukup banyak karena musim yang seharusnya sudah memasuki kemarau, namun masih sering turun hujan. Kondisi ini sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setyowati di Yogyakarta, Selasa.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, seluruh kecamatan di wilayah tersebut merupakan daerah endemi demam berdarah. Pada April, jumlah kasus penderita demam berdarah tercatat sebanyak 167 kasus namun meningkat pesat pada Mei.

Menurut dia, masyarakat perlu terus menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk dan melakukan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan agar selalau dalam kondisi bersih dan bebas dari tempat yang kerap digunakan nyamuk untuk berkembang biak.

"Kunci utamanya adalah melakukan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan agar selalu bersih agar terhindar dari dua penyakit itu," katanya.

Bila dibanding tahun lalu, jumlah kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan yang cukup banyak. Sepanjang 2012, tercatat sebanyak 382 kasus DB, sedang chikungunya tercatat sebanyak 37 kasus.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan, ratusan kasus chikungunya tersebut baru merupakan "suspect".

"Dari rapid test yang dilakukan, mereka dinyatakan negatif. Namun dari gejala-gejala yang ditunjukkan, sudah mengarah pada chikungunya. Kami sempat menemukan dua pasien yang positif chikungunya, namun tes baru dilakukan pada hari keenam saat mereka sakit," katanya.

Gejala umum chikungunya adalah demam tinggi, persendian kaku dan sakit sehingga penderita biasanya tidak bisa beraktivitas selama satu hingga dua pekan.

Masyarakat yang mengalami gejala tersebut bisa langsung memeriksakan ke puskesmas terdekat dan akan memperoleh pengobatan anti nyeri atau analgesik.

"Yang paling penting adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Chikungunya juga disebabkan oleh nyamuk," katanya.

(E013)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024