Yogyakarta (Antara jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengeluarkan surat edaran ke seluruh wilayah agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan sejumlah penyakit selama musim hujan.
"Surat edaran yang ditandatangani Sekda Kota Yogyakarta sudah kami kirim ke seluruh kecamatan dan kelurahan karena saat ini sudah masuk musim hujan sehingga masyarakat harus bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit yang biasanya berjangkit saat musim hujan," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Citraningsih di Yogyakarta, Senin.
Sejumlah penyakit itu antara lain demam berdarah, chikungunya, leptospirosis, diare, dan infeksi saluran pernafasan akut.
Menurut dia, peningkatan kewaspadaan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan sejumlah upaya seperti membersihkan lingkungan sekitar rumah dari timbunan sampah atau tempat yang dapat menampung air hujan, memantau jentik nyamuk, membasmi tikus, kecoa dan lalat serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Citra mengatakan, suhu udara yang meningkat seperti saat ini akan mempercepat perkembangbiakan nyamuk yang dapat membawa virus penyebab penuyakit demam berdarah, dan chikungunya. Aliran air hujan, lanjut dia juga dapat membawa bakteri leptospira penyebab leptospirosis.
Petugas surveillance di wilayah, lanjut Citra, juga telah diterjumkan untuk memantau kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Jika sewaktu-waktu muncul kasus penyakit disertai dengan penularannya, maka petugas bisa langsung melakukan upaya penanggulangan," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, sudah ada 875 kasus demam berdarah di wilayah tersebut dengan empat kematian yang semuanya berusia anak-anak. Warga yang meninggal tersebut berasal dari Kelurahan Kricak, Bener, Sosoromenduran dan Giwangan.
Jumlah kasus pada 2103 jauh lebih tinggi dibanding kasus demam berdarah pada 2012 yang tercatat sebanyak 382 kasus dengan dua kematian.
Tingginya kasus pada 2013 disebabkan musim kemarau yang masih disertai hujan membuat nyamuk mudah berkembang biak. "Biasanya, kasus demam berdarah akan tinggi pada akhir tahun. Oleh karena itu, seluruh masyarakat harus waspada menjelang akhir tahun ini," katanya.
Ia juga berharap masyarakat dapat menghitung secara tepat periode demam karena pada kasus demam berdarah, kondisi kritis pasien justru terjadi saat suhu badan turun pada panas hari keempat atau kelima.
"Penanganan yang cepat menjadi kunci dalam penanganan pasien demam berdarah. Jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian," katanya.
Sedangkan kasus leptospirosis hingga kini tercatat sebanyak 24 kasus tanpa kematian.
Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan, kasus leptospirosis ditemui di Kelurahan Panembahan Kraton, Kelurahan Purbayan dan Rejowinangun Kotagede serta di Kelurahan Pringgokusuman Kecamatan Gedongtengen.
Selain demam tinggi dan sakit kepala, ciri khusus penderita leptospirosis adalah nyeri otot betis, mata merah dan tidak bisa kencing selama enam jam.
"Leptospirosis bisa mengakibatkan kerusakan ginjal, karenanya pasien tidak dapat kencing. Jika menemui ciri-ciri itu, maka warga harus segera dibawa ke rumah sakit," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Dinkes Kota Yogyakarta giatkan satu rumah satu jumantik antisipasi DB
Jumat, 11 November 2022 16:04 Wib
Yogyakarta minta warga gencarkan PSN jelang musim hujan antisipasi DBD
Selasa, 27 September 2022 18:08 Wib
Dinkes Yogyakarta minta warga tetap waspadai DB meski kasus turun
Senin, 22 November 2021 18:40 Wib
Yogyakarta melanjutkan penyebaran nyamuk be-wolbachia cegah DB
Kamis, 23 Juli 2020 16:00 Wib
Yogyakarta ingatkan warga waspadai gejala awal penularan DB
Minggu, 5 Januari 2020 12:12 Wib
Dinkes Yogyakarta ingatkan warga intensifkan pemberantasan sarang nyamuk
Sabtu, 16 November 2019 9:54 Wib
Yogyakarta tingkatkan kewaspadaan hadapi penyakit musim pancaroba
Selasa, 5 November 2019 8:15 Wib
Yogyakarta waspadai leptospirosis dan DBD pada pancaroba
Jumat, 1 November 2019 19:05 Wib