"Namun jika kita merenung, kondisi ini sebenarnya juga disebabkan karena kita kurang mandiri dan sangat tergantung dengan produk-produk pangan dari luar. Oleh karena itu, kita harus mandiri dan harus mampu memproduksi sendiri berbagai kemoditas pangan," kata Gatot pada Peringatan Hari Pangan Dunia, Rabu.
Menurut dia, masyarakat sebenarnya bisa menjadi produsen, yang tidak lagi menjadi penerima harga, namun menjadi pihak yang menentukan harga.
"Perubahan iklim akibat pemanasan global serta serangan hama, yang mengakibatkan terganggunya produksi berbagai komoditas pangan, memang menyebabkan naiknya berbagai kebutuhan pangan," katanya.
Ia mengatakan, kemandirian pangan, harus dimulai dari lingkup yang kecil, yaitu keluarga. Masing-masing keluarga harus berupaya menjadi produsen berbagai komoditas pangan.
"Tidak harus terlebih dahulu memiliki modal yang besar, atau lahan yang luas, tetapi cukup dengan kemauan serta pekarangan sekitar, kita jadikan modal dalam mewujudkan kemandirian pangan ini," katanya.
Gatot mengatakan, di sekitar kita, seringkali dijumpai lahan-lahan pekarangan yang terbengkalai dan tidak produktif.
"Pekarangan tersebut semestinya bisa dijadikan sebagai lahan yang produktif. Terlebih lahan pertanian yang semakin menyempit dari tahun ketahun, membutuhkan terobosan dan kreativitas untuk tetap bisa mewujudkan ketahanan pangan.
Ia mengatakan, dengan ketekunan dan keseriusan, harus diusahakan berbagai komuditas pangan, pertanian, perkebunan, peternakan, atau perikanan.
"Jika hal ini, diusahakan dengan penuh ketekunan dan keseriusan, maka hasilnya akan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bahkan jika bisa berkreasi dan dijual sehingga bisa menambah penghasilan keluarga," katanya.***4***
(V001)