Tanjung Selor, Kalimantan Utara, (Antara Jogja) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono menargetkan akan menyelesaikan target pembuatan rumah sebanyak 600.000 bangunan pada 2015.
"Target saya tahun ini adalah 600.000 rumah harus selesai," kata Basuki Hadimoeljono usai melakukan peninjauan pembuatan jalan di Tou Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kaltara, Kamis.
Saat ini, ia menjelaskan sebanyak 498.000 rumah FLPP sudah dibangun, baik dari pemerintah juga dari pihak swasta.
"Pihak swasta banyak juga yang membangun rumah kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) jadi kami terbantu dengan langkah program sejuta rumah," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Taufik Widjoyono juga mengatakan perkembangan program sejuta rumah sudah mencapai tahap kisaran 45 persen hingga saat ini.
"Sekitar 45 persen sudah berjalan, karena pelaksananya dari kami sendiri," kata Taufik Widjoyono.
Ia juga mengatakan, untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) semua berjalan lancar dan masih dengan sesuai rencana, sedangkan untuk nonMBR sedikit mengalami kendala.
"Proyek nonMBR beberapa dikerjakan oleh pihak swasta, karena kondisi perekonomian penuh dengan ketidakpastian seperti ini, maka lebih memilih untuk menahan pembelian rumah," katanya.
Sementara itu, menurut Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, menyatakan program sejuta rumah yang digagas Presiden Joko Widodo belum berjalan lancar.
"Ada beberapa kendala yang dihadapi para pengembang dalam merealisasikan program tersebut, salah satunya mengenai pembebasan lahan," kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat.
Menurut dia, khususnya untuk pembangunan rumah sederhana di Kota Semarang pembebasan lahan sulit dilakukan mengingat harga tanah yang terlalu tinggi.
"Kalau untuk pembangunan rumah sederhana di Kota Semarang jelas tidak bisa, bisanya di luar Kota Semarang. Para pengembang mau membebaskan tanah lagi di Kota Semarang harganya tidak cukup," katanya.
Sementara itu, pihaknya berharap agar Pemerintah membuka fasilitas infrastruktur untuk mendukung pembangunan kawasan hunian di daerah-daerah.
"Idealnya Pemerintah membuka jalur-jalur infrastruktur ke tempat-tempat pengembangan hunian, konsepnya seperti membuat kota satelit," katanya.
Mengenai kondisi tersebut, Dibya mengakui hingga saat ini belum ada titik temu antara pemerintah dengan para pengembang terkait kondisi infrastruktur.
"Itu kan beberapa waktu yang lalu sudah diwacanakan, tetapi seperti ayam dan telur, dari REI membentuk konsorsium pembebasan tanah, pemerintah dari sisi infrastruktur, tetapi sejauh ini belum ada titik temu," katanya.
A072
Berita Lainnya
Lulusan Politeknik PU harus jadi pejuang infrastruktur, pinta Basuki
Selasa, 19 September 2023 0:11 Wib
Menteri PUPR menyapa mahasiswa baru FT UGM
Selasa, 15 Agustus 2023 12:30 Wib
Jonatan Christie persiapkan diri
Selasa, 15 Agustus 2023 3:44 Wib
Persita Tangerang babat Persib Bandung
Senin, 10 April 2023 0:43 Wib
RSUD Wates rawat empat orang dalam pemantauan setelah umrah
Rabu, 11 Maret 2020 9:08 Wib
KPK geledah kantor walkot dan Dinas PU Medan
Sabtu, 19 Oktober 2019 12:04 Wib
Kantor Dinas PU Yogyakarta disegel KPK
Selasa, 20 Agustus 2019 6:40 Wib
Bantul butuh Rp50 miliar pemulihan infrastruktur rusak akibat banjir
Sabtu, 23 Maret 2019 22:00 Wib