Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tertarik mengembangkan klaster pusat kerajinan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat seperti klaster kerajinan tembaga di Kabupaten Boyololi, Jawa Tengah.
Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Kulon Progo Supriyo Adi Bawono di Kulon Progo, Minggu, mengatakan, saat ini pusat kerajinan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berkembang pesat di 12 kecamatan di wilayah ini sehingga perlu didorong pertumbuhannya.
"Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi besar untuk pengembangan klaster untuk mendorong pertumbuhan ekonomi perdesaan dan mendukung kreativitas masyarakat," kata Adi Bawono.
Selain itu Kulon Progo memiliki pasar-pasar yang dapat dikembangkan sebagai klaster, seperti Pasar Ikan Wates, Pasar Sentolo Baru yang letaknya sangat setrategis.
"Kami mengusulkan Pasar Ikan Wates yang mangkrak bisa digunakan untuk Pasar Klitik. Begitu juga, Pasar Sentolo dikembangkan sedemikian rupa sebagai pusat perbelanjaan di Kulon Progo," katanya.
Berdasarkan studi banding di Pusat Kerajinan Tembaga Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sangat berkembang pesat.
Kades Cepogo Mawardi mengatakan jumlah penduduk Desa Cepogo sebanyak 7.600 jiwa warga Cepogo dan 60 persen berprofesi sebagai perajin tembaga.
Saat ini tidak hanya proses cor dan tempa yang menghasilkan dandang, kenceng, ceret, wajan dan perkakas dapur lainnya. Perajin sudah mahir mengerjakan ukiran, tatahan, kaligrafi yang dikolaborasikan dengan pintu, lampu dan kerajinan lainnya.
"Sedikitnya ada 400 perajin yang bisa menerima pesanan kerajinan seperti itu, itu yang terdaftar. Kerajinan tembaga Cepogo kini juga sudah menembus pasar ekspor, pemasaran juga sudah melalui internet," katanya.
Ia mengatakan perajin tembaga Cepogo mulai kekurangan tenaga kerja, untuk pemenuhan pesanan kurang imbang. Bahan baku yang dulu hanya dari limbah perkakas, kini juga harus mendatangkan dari luar negeri, seperti Italia dan Korea.
"Kerajinan kaligrafi, lampu dan kerajinan lainnya, kami menggunakan bahan baku plat tembaga dari Korea dan Italia karena tembaga produksi Indonesia belum memenuhi syarat," katanya. ***3***
(KR-STR)
Berita Lainnya
Bupati: Pameran JIFFINA memperkuat Bantul kabupaten kreatif kriya
Minggu, 3 Maret 2024 16:51 Wib
Indonesia kuasai 1,25 persen pangsa pasar kerajinan dunia
Rabu, 7 Februari 2024 15:47 Wib
Ekspor produk mebel dan kerajinan nasional turun
Rabu, 3 Januari 2024 23:37 Wib
Pemkab Bantul berdayakan koperasi dorong pertumbuhan sentra industri
Selasa, 3 Oktober 2023 10:42 Wib
Pemkab Bantul ajak masyarakat gunakan barang produk kerajinan bambu
Senin, 2 Oktober 2023 13:27 Wib
Pameran Kriyanusa 2023 raih transaksi menggiurkan
Senin, 18 September 2023 6:58 Wib
Iriana Jokowi buka "Kriyanusa Pameran Kerajinan Nusantara 2023"
Rabu, 13 September 2023 21:07 Wib
Bantul merancang lima kali pameran produk UKM dalam setahun
Minggu, 20 Agustus 2023 0:07 Wib