Dinas Pertanian diminta waspadai dampak penyimpangan cuaca

id BPBD bantul

Dinas Pertanian diminta waspadai dampak penyimpangan cuaca

Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat mewaspadai dampak penyimpangan cuaca akibat adanya El Nino yang terjadi pada musim sekarang ini.

"Ini (penyimpangan cuaca) sebuah ancaman serius sehingga Dinas Pertanian dan Kehutanan harus mewaspadai ini," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Jumat.

Menurut dia, penyimpangan cuaca karena dampak badai El Nino di awal 2016 diprediksi masih berlanjut sehingga bisa mengakibatkan musim hujan di awal tahun ini hanya sebentar karena akhir Februari sudah masuki awal musim kemarau.

Dwi mengatakan bahwa dampak badai El Nino di Bantul sangat terasa sebab suhu panas di Samudra Hindia yang berada di sebelah selatan pantai Bantul memengaruhi pembentukan awan di kabupaten ini.

"Kumpulan awan cepat berubah menjadi air hujan, tetapi curah hujan tidak bisa merata, jadi di wilayah sana hujan, tetapi di wilayah sini tidak hujan," katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, akhir Februari sudah memasuki awal musim kemarau, dan perkiraannya kemarau akan berlangsung hingga November.

"Dengan kondisi cuaca yang tidak wajar ini tentu berdampak pada pertanian, apalagi curah hujan pada bulan November hingga Desember 2015 tidak begitu tinggi sehingga cadangan air tanah tidak melimpah," katanya.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul, Suroto mengatakan bahwa para petani sudah terbiasa merasakan dampak anomali cuaca sehingga dampak El Nino pada tahun 2015 hingga awal tahun ini tidak terlalu berpengaruh.

"Bagi petani yang lahan pertaniannya gampang dialiri Sungai Progo atau Dam Kamijoro tidak masalah. Akan tetapi, petani yang lahannya jauh dari irigasi, ya, pakai sumur bor," katanya.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024