Gangguan hewan liar di Kaliurang mulai berkurang

id anjing liar

Gangguan hewan liar di Kaliurang mulai berkurang

ilustrasi (antarajateng.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Gangguan dari hewan liar di objek wisata Kaliurang, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang beberapa waktu lalu banyak dikeluhkan baik wisatawan maupun pedagang, kini mulai berkurang.

"Saat ini serangan dari hewan liar terhadap pengunjung Kaliurang maupun para pedagang sudah berangsur berkurang, sudah tidak terlihat lagi adanya anjing liar atau monyet ekor panjang yang mengganggu pengunjung," kata Komandan SAR Kaliurang, Sleman Kiswanta, Kamis.

Menurut dia, ke dua jenis hewan tersebut dalam beberapa waktu ini sudah tidak berkeliaran di kawasan wisata alam lereng Gunung Merapit.

"Sudah tidak ada lagi hewan liar yang mengganggu. Anjing liar tidak kelihatan, monyet ekor panjang juga tidak pernah muncul lagi. Mungkin makanannya di hutan sudah tercukupi," katanya.

Ia mengatakan, kawanan anjing liar yang ganas memang sempat membuat khawatir warga di Kaliurang maupun wisatawan.

"Kawanan hewan liar ini sempat menyerang hewan dilindungi di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), seperti Kijang hingga mati," katanya.

Sementara, monyet ekor panjang yang banyak berkeliaran juga sering mengganggu wisatawan. Hewan-hewan tersebut biasanya meminta bahkan merebut makanan atau bekal yang dibawa pengunjung.

"Kalau untuk anjing liar itu dulunya kemungkinan peliharaan warga setempat. Tapi jadi tak terurus dan menjadi liar karena ditinggal mengungsi ketika bencana erupsi Gunung Merapi 2010," katanya.

Ia mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir Kaliurang juga nihil akan kecelakaan yang pengunjung.

"Kecelakan memang sering terjadi ketika ada wisatawan yang naik ke Bukit Plawangan. Sementara dalam beberapa waktu terakhir ini ini aman," katanya.

Pihaknya bersama dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) selalu mengimbau agar wisatawan berhati-hati jika naik ke Bukit Plawangan, terutama saat cuaca terlihat mendung.

"Tidak hanya pada pagi, sore pun kalau mendung biasanya kabut turun. Biasanya wisatawan tersesat," katanya.***1***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024