Dinkes Bantul intensifkan pengawasan pangan jelang Lebaran

id pangan

Dinkes Bantul intensifkan pengawasan pangan jelang Lebaran

Ilustrasi uji pangan (antarafoto.com)

Bantul (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengintensifkan pengawasan keamanan pangan guna mencegah produk makanan dari kemungkinan mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan menjelang Idul Fitri 1437 Hijriah.

"Kegiatan pengawasan keamanan pangan pada hari ini (Selasa,14/6) yang pertama, dan akan diintensifkan dalam tiga hari ke depan. Ada dua tim yang diterjunkan di lokasi berbeda" kata Kasi Penyelenggaraan Regulasi Dinkes Bantul, Nitakrit disela kegiatan pengawasan pangan di Pasar Bantengan, Bantul, Selasa.

Menurut dia, pengawasan keamanan pangan jelang Lebaran 2016 ini selain menyasar di pasar tradisional juga ke toko-toko kelontong, warung-warung, minimarket serta supermarket karena ramai pembeli yang jarang memperhatikan kebersihan dan keamanan produk pangan.

"Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat atau konsumen mendapatkan pangan yang sehat, aman dari cemaran biologis, kimia dan fisik dalam mengkonsumsi sediaan pangan maupun siap saji," katanya.

Ia mengatakan, cemaran biologis bisa ditemukan pada produk kemasan yang rusak, misalnya kemasan susu maupun santan yang sudah jamuran, kemasan produk makanan yang dimakan tikus, roti basah yang sudah jamuran atau busuk.

Sedangkan bahan kimia biasa ditemukan pada produk yang mengandung bahan tambahan yang tidak diperbolehkan seperti rhodamin B atau pewarna kain pada kolang-kaling dan lempeng. Sementara bahan formalin biasa ditemukan pada mie kuning basah dan teri nasi.

"Pengawasan pangan ini rutin dilakukan setiap bulan sesuai jadwal wasdal (pengawasan dan pengendalian). Namun untuk jelang hari raya ini lebih intensif dan langsung meneliti satu per satu produk makanan, kalau sehari-hari lebih ke pengawasan dan penyuluhan," katanya.

Sementara itu, kata dia, berdasarkan hasil pengawasan pangan pada Selasa ini, Dinkes menemukan teri nasi mengandung formalin, kemudian cendol atau bahan pangan pada minuman khas Indonesia mengandung rodhamin B. Produk pangan berbahaya itu langsung disita petugas.

"Kemarin sore kami juga menemukan kolang-kaling yang dijual di selatan pasar Bantul mengandung rodhamin B, pedagang langsung kami beri pengarahan. Pada sore hari kami fokus pada jajanan untuk takjil (menu buka puasa)," katanya.

(KR-HRI)