Jogja (Antara) - Program "Innovating Jogja" diharapkan dapat mendorong pengembangan inovasi para pelaku usaha dan "start-up" di Yogyakarta khususnya dalam memproduksi batik, barang kulit, dan kerajinan.
"`Innovating Jogja` merupakan kompetisi terbuka bagi `start-up`, pelaku usaha, dan umum yang memiliki ide bisnis atau rencana pengembangan usaha berbasis inovasi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Haris Munandar di Yogyakarta, Selasa malam.
Di sela peluncuran program "Innovating Jogja", Haris mengatakan kandidat terpilih sebanyak 45 orang berhak mengikuti "Boot Camp" atau pelatihan tentang berbagai aspek bisnis termasuk pemasaran dan "branding", manajemen keuangan, hak kekayaan intelektual, dan perencanaan usaha.
Sebanyak 12 orang terpilih dari "Boot Camp" akan mengikuti program akselerasi untuk mendapatkan pendampingan intensif dari pebisnis senior dan tenaga ahli di Yogyakarta. Pada akhir program, enam juara akan dipilih untuk mendapatkan dukungan bisnis dan pendanaan serta peluang ekspor.
Menurut dia, pemerintah berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan meluncurkan program tersebut karena saat ini banyak pelaku usaha dan "start-up" yang memiliki ide, tetapi mereka kesulitan mengembangkannya.
"Program itu melibatkan antara lain Kementerian Perindustrian, Bank BNI, Uni Eropa, serta perguruan tinggi dan pebisnis di Yogyakarta. `Innovating Jogja` berawal dari studi selama sekitar satu tahun tentang pengembangan inovasi di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, program tersebut lahir dari diskusi dengan para pemangku kepentingan di Yogyakarta untuk memperkuat dan mengembangkan inovasi bisnis bagi pemula serta pelaku usaha kecil dan menengah melalui "platform" kegiatan bersama.
"Program itu diharapkan dapat melahirkan inovasi bisnis yang dapat membuka akses peluang pengembangan usaha kecil dan menengah untuk terus berkembang sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat kecil dan menengah di Yogyakarta," kata Haris.
Delegasi European Union-Indonesia Trade Cooperation Facility (TCF) Satrio Sumantri Brojonegoro mengatakan "Innovating Jogja" juga merupakan salah satu dari program kegiatan European Union-Indonesia TCF tentang inovasi.
"Meskipun Uni Eropa turut mendanai, program `Innovating Jogja` sepenuhnya milik pemangku kepentingan di Yogyakarta, dan saat ini membuka pendaftaran ide dari para pelaku usaha yang kreatif dan inovatif," katanya.
Peluncuran program "Innovating Jogja" itu dihadiri Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend.
(B015)
Berita Lainnya
Bupati: Pameran JIFFINA memperkuat Bantul kabupaten kreatif kriya
Minggu, 3 Maret 2024 16:51 Wib
Indonesia kuasai 1,25 persen pangsa pasar kerajinan dunia
Rabu, 7 Februari 2024 15:47 Wib
Ekspor produk mebel dan kerajinan nasional turun
Rabu, 3 Januari 2024 23:37 Wib
Pemkab Bantul berdayakan koperasi dorong pertumbuhan sentra industri
Selasa, 3 Oktober 2023 10:42 Wib
Pemkab Bantul ajak masyarakat gunakan barang produk kerajinan bambu
Senin, 2 Oktober 2023 13:27 Wib
Pameran Kriyanusa 2023 raih transaksi menggiurkan
Senin, 18 September 2023 6:58 Wib
Iriana Jokowi buka "Kriyanusa Pameran Kerajinan Nusantara 2023"
Rabu, 13 September 2023 21:07 Wib
Bantul merancang lima kali pameran produk UKM dalam setahun
Minggu, 20 Agustus 2023 0:07 Wib