Sektor kerajinan Bantul menjadi daya tarik wisatawan

id kerajinan

Sektor kerajinan Bantul menjadi daya tarik wisatawan

Kerajinan rastik dari Kabupaten Bantul, DIY, diminati pasar Eropa, Timur Tengah dan Amerika. (Foto ANTARA/Mamiek)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim sektor industri kerajinan dan kuliner di daerah ini menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke provinsi ini.

"Sekitar 75 sampai 80 persen produk kerajinan dari wilayah DIY dari Bantul, dan sektor kerajinan menjadi daya tarik wisatawan yang luar biasa," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo di Bantul, Rabu.

Menurut dia, berbagai industri kerajinan di Bantul yang sudah dikenal wisatawan dari berbagai daerah itu di antaranya kerajinan gerabah dan keramik Kasongan, kerajinan kulit Manding dan kerajinan batik kayu di Krebet Pajangan serta batik kain di Wukirsari.

Sedangkan, industri kuliner di Bantul yang jadi daya tarik wisatawan, kata dia, di antaranya pecel turi, `wedhang uwuh` (minuman tradisional) dan sate `klathak` (sate kambing) di seputaran Jalan Imogiri Timur Jejeran serta ingkung di Pajangan.

"Sektor kerajinan dan kuliner saat ini menjadi tujuan alterantif wisatawan, sebab setelah mengunjungi objek wisata di DIY maupun Bantul, wisatawan berbelanja kerajinan maupun menikmati kuliner khas," katanya.

Oleh sebab itu, instansinya akan terus mendukung pertumbuhan dan perkembangan sektor kerajinan dan kuliner di Bantul, sebab selain menjadi daya tarik wisatawan juga mampu mengangkat potensi daerah masing-masing untuk kesejahteraan pelaku usaha.

Selain sektor kerajinan dan kuliner, Bambang juga mendorong perkembangan desa wisata, mengingat saat ini tren kunjungan tamu atau wisatawan ke destinasi wisata perdesaan tersebut semakin meningkat.

Ia mengatakan Bantul yang terdiri 75 desa sampai saat ini sudah terbentuk sebanyak 36 desa wisata dengan berbagai potensi yang ditawarkan mulai dari pariwisatanya, budaya dan seni hingga berbagai kuliner khas daerah itu.

"Trennya (kunjungan) naik, baik wisatawan lokal maupun luar daerah, kadang rombongan keluarga juga nyaman di desa wisata, terlebih fasilitas tempat menginap yaitu `home stay` yang ditawarkan harganya terjangkau," kataya.

(KR-HRI)