Lulusan Suka diharapkan tak terjebak keagamaan sempit

id uin sunan kalijaga

Lulusan Suka diharapkan tak terjebak keagamaan sempit

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta. (Foto Antara)

Yogyakarta (Antara) - Lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta diharapkan tidak terjebak pada doktrin keagamaan sempit yang memandang sesuatu dengan logika biner hitam-putih.
     "Cara pandang hitam-putih itu dapat menjerumuskan pada sikap eksklusif, literalis, dan monolitik yang cenderung mengabsolutkan pandangnya sendiri dan mengkafirkan yang berbeda," kata Rektor UIN Suka Yudian Wahyudi di Yogyakarta, Rabu.
     Pada wisuda 678 lulusan sarjana dan magister UIN Suka, Yudian mengatakan model pemahaman keagamaan semacam itu rentan terjerumus dalam radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.
     Oleh karena itu, UIN Suka memberikan bekal keilmuan dan keterampilan yang terstandar internasional kepada lulusannya. Dengan bekal tersebut diharapkan mereka tidak akan terjebak pada doktrin keagamaan sempit.
     "Dengan paradigma keilmuan integratif interkoneksi, lulusan UIN Suka sepatutnya tidak memiliki pandangan keagamaan yang myopic, melainkan pandangan yang luas dan komprehensif," katanya.
     Menurut dia, akreditasi perguruan tinggi di tingkat internasional sangat penting saat ini karena persaingan di era global termasuk di tingkat ASEAN mengharuskan perguruan tinggi memiliki keunggulan yang terstandar.
     "Salah satu ciri utama universitas berkelas dunia adalah sebagian besar jurusan atau program studinya mendapatkan pengakuan dan terakreditasi dari lembaga internasional," katanya.
     Untuk itu, kata dia, UIN Suka bergabung dengan ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) sebagai lembaga akreditasi internasional di tingkat Asia sejak Juli 2016.
     Hal itu dilakukan seiring upaya UIN Suka menghasilkan lulusan yang berdaya saing global melalui prinsip "good university government".
     "Akreditasi AUN-QA itu sangat penting dalam upaya menjadikan UIN Suka sebagai universitas kelas dunia atau World Class Islamic Studies University," kata Yudian.  
     Ia mengatakan AUN-QA juga memfasilitasi pertukaran mahasiswa dan budaya dari berbagai perguruan tinggi yang menjadi anggotanya. Lembaga itu juga memfasilitas berbagai "short course" dan program pengembangan perguruan tinggi.
     "Upaya itu dilakukan untuk memberikan pemahaman dan kesamaan pandangan di antara perguruan tinggi di Asia terkait dengan peningkatan mutu pendidikan tinggi," kata Yudian.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024