Sleman kukuhkan Brajan sebagai sentra kerajinan bambu

id kerajinan bambu

Sleman kukuhkan Brajan sebagai sentra kerajinan bambu

Perajin mebel bambu di Dusun Sendari, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta (Foto antarafoto.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengukuhkan Dusun Brajan, Sendangagung, Kecamatan Minggir, sebagai sentra industri kerajinan bambu.

"Pengukuhan Dusun Brajan sebagai sentra industri kerajinan bambu ini merupakan wujud komitmen Pemkab Sleman dalam pengembangan produksi kerajinan bambu," kata Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun saat pengukuhan di Sleman, Senin.

Ia mengatakan dengan dikukuhkannya Dusun Brajan, Sendangagung, Minggir, Kabupaten Sleman, sebagai sentra industri bambu diharapkan dapat meningkatkan dan pengembangkan potensi kerajinan bambu yang ada di wilayah Brajan.

"Kami harapkan seluruh pelaku industri, stakeholder dan masyarakat untuk bersama-sama memajukan potensi UKM yang ada di masing-masing wilayah. Salah satu caranya adalah dengan ikut menggunakan produk-produk tersebut, sehingga produk-produk UKM dapat menjadi tuan rumah di wilayahnya sendiri," katanya.

Menurut dia, salah satu pelaku usaha yang memiliki eksistensi penting dalam pembangunan perekonomian daerah di Sleman adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Keberadaan UMKM, memiliki hubungan positip dalam program pengurangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, pada akhir 2015 Kabupaten Sleman memiliki 36.000 UKM," katanya.

Ketua Kelompok Pengrajin Bambu Brajan Sulisman mengatakan, Dusun Brajan mulai merintis menjadi sentra kerajinan bambu dimulai pada 1991.

"Sebelum 1990 awalnya Dusun Brajan merupakan kawasan kumuh dengan ekonomi masyarakat di bawah garis kemiskinan, hampir setiap rumah terbuat dari `gedhek` (anyaman bambu) dan jarang anak-anak muda yang bersekolah karena kekurangan biaya," katanya.

Ia mengatakan, keadaan tersebut menjadikan masyarakat Brajan harus memutar otak yang pada akhirnya dengan bekal kemampuan menganyam bambu mereka mulai memberanikan diri memproduksi kerajinan hingga sekarang.

"Dengan bambu tersebut lambat laun kehidupan ekonomi masyarakat Brajan meningkat yang akhirnya bisa bertahan dan menjadi sumber penghasilan warga hingga sekarang," katanya.

Sulisman mengatakan, pada 2004 Dusun Brajan dicanangkan menjadi Desa Wisata Cinderamata Kerajinan Bambu. Sempat vakum beberapa tahun baru pada tahun ke 5 dikelola dan dikembangkan lagi oleh warga masyarakat.

"Saat ini di Dusun Brajan terdapat kurang lebih 120 pengrajin dan delpan pengepul produk kerajinan. Brajan juga menjadi tempat studi wisata kerajinan dengan menyediakan `homestay` yang mampu menampung 50 orang," katanya.

Kepala Disperindagkop Kabupaten Slemann Pustopo mengatakan, tujuan pengukuhan sentra industri adalah untuk meningkatkan kompetensi sentra dalam kancah ekonomi global.

"Selain itu juga untuk meningkatkan peran serta kelembagaan sentra dalam pemberdayaan ekonomi melalui sentra industri kecil. Pada 2015 Kabupaten Sleman mengukuhkan 10 sentra kerajinan, dan 2016 ini mengukuhkan enam sentra termasuk Dusun Brajan," katanya.***3***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024