DIY perkuat daya saing UMKM topang perekonomian

id ukm

DIY perkuat daya saing UMKM topang perekonomian

ilustrasi (antarafoto.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus memperkuat daya saing sektor usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mendukung laju pertumbuhan perekonomian di tingkat lokal maupun nasional.

"Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan sektor perkonomian yang paling kuat untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Daerah Istimewa Yoyakarta (DIY) Gatot Saptadi di Yogyakarta, Rabu.

Sektor UMKM dinilai kuat karena paling mampu bertahan ketika terjadi gejolak perekonomian di level nasional maupun internasional. Apalagi persentase pelaku UMKM mencapai 90 persen dari sektor usaha yang ada di DIY.

"Kalau ada gejolak ekonomi nasional maupun internasional, sektor ini tak terlalu terpengaruh," kata dia.

Menurut Gatot, saat ini Pemda DIY sedang melakukan inventarisasi atau pendataan ulang seluruh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk memperkuat akses permodalan sektor itu.

Berdasarkan data terakhir Dinas Koperasi dan UMKM DIY jumlah pelaku UMKM mencapai 230.047 orang yang bergerak di bidang kerajinan, kuliner, dan fesyen.

"Sekarang kami sedang memilah mana UMKM yang sehat dan setengah sehat. Untuk yang dipastikan sehat kami akan memperkuat dan mendorong kualitas produksi dan askes permodalannya," kata dia.

Ia mengatakan sektor UMKM selama ini berkontribusi cukup signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY. Pada triwulan III 2016, sektor perdagangan yang tidak lepas dari peran UMKM berkontribusi 0,48 persen terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.

Oleh sebab itu, kata Gatot, UMKM menjadi salah satu sektor prioritas yang terus digenjot untuk menopang pertumbuhan perekonomian DIY selain dua sektor lainnya yakni pertanian dan jasa.

"UMKM masuk dalam sektor industri olahan yang kami prioritaskan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi DIY," kata dia.

Sementara itu, untuk sektor jasa, menurut Gatot, pariwisata menjadi andalan utama. Industri pariwisata menjadi sumber penopang sektor jasa lainnya termasuk perhotelan, serta jasa perjalanan, bahkan UMKM.

"Pariwisatalah yang selama ini mampu menarik orang untuk beraktivitas di DIY," kata dia.

Adapun di sektor pertanian, lanjut Gatot, Pemda DIY juga tengah mencoba menerapkan "Integrated Farming System (IFS)" atau Sistem Pertanian Terpadu (SPT).

Terhadap PDRB DIY, pertanian berkontribusi 0,33 persen. "Kami juga terus mencegah potensi alih fungsi lahan pertanian," kata dia.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Tavip Agus Rayanto mengatakan untuk memperkuat berbagai sektor kegiatan perkonomian di DIY Pemda DIY juga terus mengupayakan pembangunan infrastruktur penunjang yakni jalur jalan lingkar selatan (JJLS), serta pembangunan proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon Kulonprogo yang pengerjaannya ditargetkan rampung 2019.

"Bandara baru itu diperkirakan dapat mendatangkan 20 juta penumpang setiap tahun," kata dia.

Sementara di Kota Yogyakarta, lanjut Tavip, Pemda DIY juga telah melakukan revitalisasi kawasan Malioboro yang di antaranya mengubah kawasan itu menjadi semi pedestrian. Untuk pembangunan pedestrian tahap pertama (sisi timur) mulai Hotel Inna Garuda-Ngejaman telah rampung dan diresmikan Desember 2016. Sementara tahap kedua (sisi timur) mulai Malioboro hingga Titik Nol dilanjutkan tahun ini.

"Revitalisasi Malioboro selain menguatkan aspek budaya, juga untuk menunjang kegiatan pariwisata dan perekonomian lainnya," kata dia.
L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024