Kuota elpiji bersubsidi Bantul bertambah seribu tabung

id elpiji

Kuota elpiji bersubsidi Bantul bertambah seribu tabung

Tambahn pasokan elpiji (Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim kuota elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram untuk daerah ini bertambah seribu tabung per hari pada 2017.

"Kuota elpiji tiga kilogram ada tambahan seribu tabung per hari, kalau kuota sebelumnya sebanyak 22.800 tabung per hari," kata Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Bantul Sulistyanta di Bantul, Kamis.

Menurut dia, dengan tambahan kuota seribu tabung per hari itu, Kabupaten Bantul menerima pasokan elpiji bersubsidi atau "gas melon" dari PT Pertamina sebanyak sekitar 23.800 tabung setiap hari.

Pasokan elpiji bersubsidi tersebut didistribusikan agen Pertamina melalui sekitar 700 pangkalan elpiji yang tersebar di 17 kecamatan se-Bantul sebelum sampai ke tangan konsumen ataupun melalui pengecer.

"Tambahan elpiji itu kayaknya mulai Februari nanti. Ini tentu pertimbangkan pertumbuhan industri mikro. Karena tabung tiga kilo diperuntukkan bagi rumah tangga miskin dan industri mikro," katanya.

Ia mengatakan, dengan tambahan kuota elpiji bersubsidi ini menunjukkan adanya produk baru Pertamina yaitu bright gas ukuran 5,5 kilogram yang diluncurkan pada 2016 tidak memengaruhi pasokan maupun pengurangan.

"Tidak ada pengurangan kuota, justru nanti distribusi elpiji tiga kilogram ini akan jadi lebih tepat sasaran. Harapan kita tidak terjadi kelangkaan, karena tidak digunakan orang yang tidak berhak," katanya.

Sementara itu, terkait dengan bright gas 5,5 kilogram, Sulis mengatakan, akan terus menyosialisasikan penggunaannya bagi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Bantul, sebab sudah dideklarasikan di Bantul pada akhir Desember 2016.

"Bahkan nanti kami ada kerja sama dengan teman-teman Hiswana Migas agar ada pelayanan di kantor-kantor pemerintah untuk program penukaran. Tukar tabung itu ada program dan harus ada tindak lanjutnya," katanya.***1***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024