Yogyakarta perbanyak saluran air hujan dilengkapi SPAH

id saluran air hujan

Yogyakarta perbanyak saluran air hujan dilengkapi SPAH

Ilustrasi pembangunan drainase (Foto ANTARA/Eka Arifa)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta terus memperbanyak saluran air hujan yang dilengkapi dengan sumur peresapan air hujan untuk meningkatkan kapasitas saluran guna mengurangi potensi genangan.

"Kami sudah membuat Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) di sejumlah saluran air hujan seperti di Jalan Sudirman dan Jalan Brigjen Katamso. Tahun ini, akan kami perbanyak lagi di saluran lainnya," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Minggu.

Pada tahun anggaran 2017, sejumlah saluran air hujan yang akan dilengkapi SPAH di antaranya adalah saluran di Jalan Suryodiningratan, Danurejan, Purwokinanti dan di Tegalrejo.

"Kami kerjakan dulu secara bertahap bersamaan dengan perbaikan saluran air hujan," katanya.

Agus menyebut, penambahan SPAH di saluran air hujan merupakan inovasi dari Pemerintah Kota Yogyakarta karena kapasitas saluran air hujan yang terkadang tidak mampu menampung debit air sehingga mengakibatkan genangan.

"Genangan yang terjadi di Kota Yogyakarta biasanya memiliki kedalaman kurang dari 30 centimeter dan sudah akan surut dalam waktu kurang dari dua jam," katanya.

Keberadaan SPAH di saluran air hujan tersebut, lanjut Agus, juga bisa berfungsi untuk menampung air sehingga air hujan tidak semata-mata dialirkan ke sungai tetapi juga ditampung.

"Saluran air hujan di Kota Yogyakarta harus berwawasan lingkungan. Ini salah satu cara yang bisa dilakukan sehingga pada saat kemarau, persediaan air tanah di Kota Yogyakarta tetap mencukupi," katanya.

SPAH yang ada di saluran air hujan biasanya dibuat dengan jarak masing-masing 30 meter dengan diameter dan kedalaman disesuaikan spesifikasi saluran. Petugas akan melakukan pelumpuran secara rutin di SPAH yang ada karena biasanya di sumur tersebut banyak endapan lumpur dan sampah.

"Kami pun ingin memberikan contoh ke masyarakat dengan membuat SPAH. Biasanya, pemerintah hanya mendorong warga untuk membuat SPAH, namun tidak memberi contoh," katanya. ***3***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024