DKP dampingi pembudi daya ikan untuk pemasaran

id budi daya ikan

DKP dampingi pembudi daya ikan untuk pemasaran

Masyarakat membuat kripik Lele di Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendampingi kelompok pembudi daya ikan untuk memperbaiki manajerial budi daya dan pemasaran.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Rabu, mengatakan perbaikan managerial budi daya perikanan akan diikuti adanya pengembangan teknologi baik dari segi pembudidayaan, pengolahan atau pemasaran produk perikanan serta pengelolaan dan pengolahan limbah dari proses kegiatan perikanan juga sangat diperlukan.

"Hal ini dikarenakan sektor perikanan merupakan salah satu bidang usaha dengan prospek baik dalam percepatan pencapaian peningkatan pendapatan serta mengurangi angka kemiskinan," kata Sudarna.

Menurut dia, siklus produksi dari usaha budi daya perikanan dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Sebagai contoh, jenis budidaya perikanan pembesaran air tawar waktu yang diperlukan selama 60 hari sampai dengan 75 hari dalam satu kali siklus produksi.

Singkatnya proses produksi itu merupakan salah satu keuntungan dari kegiatan usaha perikanan budi daya di samping beberapa keuntungan lainnya seperti manfaat ikan dari segi protein, mudahnya aplikasi pembudidayaan ikan dan luasnya pemasaran ikan.

Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan menunjukkan luas potensi perikanan budidaya adalah 22.801,77 kilometer persegi.

Pada 2016, tercatat jumlah ikan yang dapat diproduksi sebesar 13.454,764 ton dengan jumlah pembudi daya ikan sebanyak 10.441 orang.

Untuk kelompok pembudidayaan ikan (pokdakan), terdapat 360 kelompok di dua belas kecamatan yang ada di Kulon Progo.

"Pada 2017 harus terdapat peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas dan keuntungan bagi pembudi daya ikan. Salah satu kegiatan, yakni program pengembangan perikanan budi daya, pengembangan bibit ikan unggul, peningkatan kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan dan penyediaan sarana dan prasarana perikanan budi daya," katanya.

Kabid Perikanan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Leo Handaka mengatakan produksi perikanan budi daya mencapai 134.560 ton pada 2016.

Ia mengatakan produksi ikan 2016 mengalami penurunan dibandingkan 2015 karena dampak pembangunan bandara. Produksi perikanan di Kecamatan Temon, khususnya udang mengalami penurunan drastis.

"Kami tidak bisa berbuat banyak mengatasi masalah penurunan produksi perikanan. Semua untuk kebaikan bersama," katanya.

Dia mengatakan luas lahan perikanan di Kecamatan Temon seluas 50 hektare, yang terdiri dari 45 hektare tambak udang dan lima hektare perikanan budi daya lele, gurame dan nila.

"Produksi perikanan budi daya di Kecamatan Temon turun drastis, sekitar 2.000 ton," katanya.



(U.KR-STR)