Sleman siapkan strategi sambut bandara baru

id bandara baru Kulon Progo

Sleman siapkan strategi sambut bandara baru

Menteri Perhubungan Budi Karya meninjau calon lokasi bandara tepatnya sebelah utara Satradar Congot, Kabupaten Kulon Progo, DIY. (Foto ANTARA/Mamiek)

Sleman (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan terkait pembangunan bandara baru "New Yogyakarta Internasional Airport" atau NYIA di Kabupaten Kulon Progo.

"Pembangunan bandara baru membuka peluang dan tantangan baru untuk sektor pariwisata di Kabupaten Sleman, untuk itu kami telah menyiapkan sejumlah strategi meningkatkan kunjungan wisatawan," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti pada Forum Grup Discusiom bersama Forpi Kabupaten Sleman, Rabu.

Menurut dia, tantangan yang muncul di antaranya akan dibukannya jalur baru pariwisata, yakni akses penghubung dari bandara baru ke Candi Borobudur. Sebelumnya akses penghunung ini melalui wilayah Kabupaten Sleman.

"Kemudian adanya pengembangan Kota Wates Kulon Progo seiring dengan pengembangan `airport city` atau `aerocity`, perubahan kultur masyarakat dari masyarakat di wilayah Sleman barat yang berbasis pertanian dan tantangan untuk tetap mempertahankan Sleman barat sebagai lumbung pangan DIY," katanya.

Ia mengatakan, sebagai langkah antisipasi kebijakan yang diambil adalah dengan mengembangkan wilayah barat yakni kawasan Kecamatan Minggir, Moyudan, Seyegan dan Godean sebagai kawasan wisata pedesaan berbasis pertanian.

"Pada 2016 telah dilakukan kajian pengembangan wisata agro di empat kecamatan tersebut. Selama ini memang potensi yang ada belum tergarap optimal seperti keindahan landscap dan panorama area persawahan maupun aliran Sungai Progo," katanya.

Endah mengatakan, selain itu potensi lainnya yang dapat dikembangkan diantaranya budaya masyarakat, kuliner dan heritage semisal rumah peninggalan Sekolah Akademi Kepolisian, bangunan selokan Van Der Wijck, agrowisata berbasis tanaman tebu serta pasar tradisional.

"Sedangkan langkah yang telah dilakukan diantaranya peluncuran wisata minapadi di Cibuk Kidul Seyegan, Penyususnan DED Wisata Edukasi Batik Pewarna Alami di Sendangagung, Minggir serrta penyusunan master plan pembangunan rest area sekaligus dapat berfungsi sebagai etalase wisata dan ekonomi Sleman barat," katanya.

Kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman pada 2016 terjadi peningkatan sebesar 2,39 persen yaitu dari 5,2 juta wisatawan pada 2015 menjadi 5,3 juta wisatawan pada 2016.

"Penambahan jumlah wisatawan juga didukung oleh peningkatan jumlah sarana wisata pada 2016 seperti jumlah hotel meningkat 5,46 persen, restoran 6,84 persen, dan biro perjalanan wisata 4,5 persen," katanya.

Keberhasilan sektor pariwisata, kata dia, dapat dilihat dari semakin lamanya wisatawan tinggal di Kabupaten Sleman.

"Lama tinggal wisatawan nusantara (Wisnus) pada 2016 lebih lama menjadi 1,67 hari dibandingkan pada 2015 selama 1,62 hari, sedangkan lama tinggal wisatawan asing dari 1,99 hari menjadi 2,05 hari pada 2016," katanya.



(U.V001)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024