BKPM: banyak investor belum rajin laporkan investasinya

id BKPM: banyak investor belum rajin laporkan investasinya

BKPM: banyak investor belum rajin laporkan investasinya

Ilustrasi (Foto ANTARA/Andika Wahyu)

Bantul, (Antara Jogja) - Kepala Sub Direktorat Sektor Sekunder Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Wahyono menyatakan masih banyak investor asing maupun dalam negeri di Tanah Air yang belum rajin melaporkan nilai investasinya ke lembaga itu.

"Saat ini bagi perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing), PMDN masih banyak yang belum rajin menyampaikan laporan investasinya," katanya usai Kegiatan Koordinasi Penanaman Modal di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.

Lembaganya tidak mengetahui alasan kurang rajinnya investor menyampaikan laporan investasi secara berkala, namun kata Wahyono investor ketika sudah mendapatkan izin investasi tetapi tidak membaca lampiran untuk memenuhi kewajiban tersebut.

"Itu kewajiban mereka harus sampaikan laporan ke mana, ke mana. Padahal kami ini BKPM sudah menerapkan semudah mungkin untuk perusahaan supaya menyampaikan laporan dengan online," katanya.

Wahyono tidak hafal jumlah perusahaan PMA dan PMDN yang berinvestasi di Indonesia sampai sekarang, namun dari semua perusahaan itu bisa mencapai 40 sampai 50 persen yang belum rajin melaporkan investasinya secara rutin.

"Paling sekitar 40 sampai 50 persen, dan itu kan kita filterisasinya di izin yang mau diurus investor, ketika dia mengurus izin ditanya sudah laporan belum, kalau belum ya harus ada laporannya," katanya.

Wahyono mengatakan upaya mengajak perusahaan asing maupun dalam negeri melaporkan penanaman modalnya juga dengan memberikan surat secara rutin dan menyampaikan imbauan kepada pemilik perusahaan untuk sampaikan laporan.

"Laporan rutin setiap triwulan bagi yang sudah produksi atau setiap semester bagi yang sudah produksi. Belum lama ini kami juga merilis, di situ ada laporan-laporan," katanya.

Menurut dia laporan investasi itu bertujuan untuk membangun komunikasi antara pemerintah dengan investor, selain itu juga mengetahui perkembangan nilai investasi secara berkala, mengingat BKPM RI juga mematok target realisasi investasi.

"Itu untuk membangun komunikasi, dan kita setiap saat ada target investasi di mana. Itu sebagai acuan atau daya tarik untuk menarik investor, kalau realisasinya bagus kan investor bagus dan minat menanam modalnya di Indonesia," katanya.

(T.KR-HRI)