Nilai UNBK SMK Bantul peringkat terendah se-DIY

id Nilai UNBK SMK Bantul peringkat terendah se-DIY

Nilai UNBK SMK Bantul peringkat terendah se-DIY

Pelajar mengikuti ujian Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Dok (ANTARA FOTO/David Muharmansyah/pras/17.)

Bantul, (Antara Jogja) - Nilai hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ajaran 2017 mendapatkan peringkat terendah dari lima kabupaten/kota se-DIY.

Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Bantul Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Suhirman di Bantul, Selasa, mengakui apabila nilai UNBK SMK di Bantul meraih peringkat terendah se-DIY, sehingga ke depan perlu ditingkatkan.

"Hasil ujian untuk SMK tahun ini akan kami jadikan evaluasi dan perhatian bersama dalam upaya menggenjot prestasi di tahun depan," katanya.

Menurut dia, setelah pihaknya melakukan evaluasi dari berbagai sisi, perolehan nilai UNBK SMK erat kaitannya dengan kurangnya intensitas dan jumlah pelaksanaan latihan soal ujian atau `try out` di masing-masing sekolah.

"Jumlah latihan ujian SMK memang lebih sedikit di banding SMA. Meski begitu semua siswa baik SMA dan SMA di Bantul lulus seratus persen," katanya.

Suhirman mengatakan, selaian latihan soal yang kurang intensif, kesiapan mental siswa juga punya peranan penting dalam perolehan hasil nilai UNBK tingkat SMK.

"UNBK ini kan merupakan hal baru sehingga banyak hal yang harus dipersiapkan, tidak hanya peralatan saja, namun juga mental siswa-siswa. Perolehan nilai ini kami menerima dan berupaya untuk lebih baik kedepan," katanya.

Pengumuman kelulusan SMA/SMK di Bantul dilaksanakan bersamaan dengan UNBK jenjang sekolah menengah pertama (SMP) sederajat. UNBK SMP dilaksanakan mulai Selasa (2/5) hingga Kamis (4/5) dan Senin (8/5).

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Bantul Totok Sudarto mengatakan, UNBK SMP/MTs di Bantul pada ajaran 2017 dilaksanakan 112 sekolah, sebanyak 63 sekolah melaksanakan UNBK mandiri dan 49 sekolah lainnya menumpang di sekolah lain.

"Sekolah-sekolah ini menumpang di sekolah lain karena sarana komputer yang ada belum memadai, jadi menumpang di SMA/SMK terdekat dari sekolah itu, namun biasanya masih dalam satu kelurahan atau kecamatan, " katanya.

(T.KR-HRI)