Disbud lakukan penguatan kebudayaan wilayah perbatasan

id kulon progo

Disbud lakukan penguatan kebudayaan wilayah perbatasan

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan penguatan kebudayaan wilayah perbatasan dalam rangka membentengi diri dari masuknya seni budaya luar daerah.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Selasa, mengatakan penguatan seni budaya di wilayah perbatasan tersebut perlu dilakukan agar seni budaya yang ada tidak tergerus oleh seni budaya dari luar daerah.

"Wilayah perbatasan sebagai benteng kebudayaan, bukan antiinteraksi, tapi kita sendiri harus mampu menangkal kebudayaan luar. Untuk itu, harus punya kebudayaan yang kuat di perbatasan," kata Joko Mursito.

Ia mencontohkan seni topeng ireng yang berasal dari Magelang berkembang di wilayah Samigaluh dan Kalibawang karena berbatasan langsung dengan Magelang.

Hal serupa terjadi juga di wilayah Galur yang berbatasan dengan Srandakan, Bantul, yang keduanya berkembang seni reog, serta di Kokap yang berbatasan dengan Purworejo ada saling kemiripan antara seni Angguk dengan Ndolalak.

Di Lendah dan Galur, seni budaya yang akan dikuatkan antara lain reog dan hadrah serta batik. Di Samigaluh, Kalibawang, dan Nanggulan seni lengger tapeng, dan di Kokap seni incling krumpyung.

"Seni budaya yang ada di wilayah-wilayah perbatasan itu perlu kita kuatkan. Misalnya di Kokap kita kuatkan seni incling krumpyung dan di Samigaluh kita kuatkan seni lengger tapeng," kata dia.

Joko mengatakan dalam rangka penguatan kawasan perbatasan, Dinas Kebudayaan akan menggelar Festival Budaya Perbatasan pada Juli mendatang.

"Kemudian setelah itu akan dilanjutkan dengan pentas kolosal penguatan budaya perbatasan yang akan digelar di Stadion Cangkring. Rencananya akan melibatkan seribu pelaku seni," katanya.

Selain itu, lanjut Joko Mursito, potensi wilayah perbatasan akan diangkat. Jangan hanya terkonsentrasi di perkotaan. Dilakukan dengan memfasilitasi warga melestarikan potensi lokal.

Bukan hanya pertunjukan seni, juga kegiatan adat dan tradisi agar tetap lestari. "Kami harap seni dan budaya bisa dicintai anak muda. Pembinaan diperlukan, minimal cara mengemas, menggarap, dan memoles potensi yang ada," kata Joko. ***4***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024