ISI Yogyakarta gelar pameran seni rupa

id ISI Yogyakarta gelar pameran seni rupa

ISI Yogyakarta gelar pameran seni rupa

ilustrasi- Pameran seni rupa di Yogyakarta (Antara Foto)

Bantul, (Antara Jogja) - Institut Seni Indonesia Yogyakarta menggelar pameran seni rupa dan fotografi karya mahasiswa perguruan tinggi itu pada 29 Mei-4 Juni 2017 untuk mengenalkan dan mendapatkan apresiasi ilmiah terhadap karya mahasiswa.

"Pameran seni rupa dan fotografi itu merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka Dies Natalis XXXIII-2017 ISI Yogyakarta," kata Rektor ISI Yogyakarta Agus Burhan di Kampus ISI Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, pameran seni rupa dan fotografi atau seni media rekam itu digelar di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta yang beralaman di Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain pameran, kata dia, dalam rangkaian Dies Natalis juga digelar pagelaran seni pertunjukan dan penayangan televisi, fim dan animasi. Demikian juga seminar dan workshop bertema "Seni sebagai Ekspresi Pluralitas dan Perdamaian".

"Hal ini sebagai upaya untuk mengajak dan peran aktif masyarakat luas dalam mengapresiasi seni dengan harapan bisa memberikan inspirasi untuk menjaga pluralitas dan perdamaian," kata Agus Burhan.

Selain kegiatan itu, Dies Natalis XXXIII ISI Yogyakarta juga menggelar kegiatan seperti pameran hasil binaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) dan gelar produk dari Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (PPKK).

Sementara itu, menurut dia, tema "Seni sebagai Ekspresi Pluralitas dan Perdamaian" dalam Dies Natalis ini diangkat berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia dan dunia Internasional, baik itu tentang pertikaian dan perselisihan hingga krisis toleransi.

"Bahkan keadaan sekarang jadi terbalik, bahwa sikap dan cara menilai yang sepihak tanpa perhatikan kebersamaan dalam pluralitas, sangat dipaksakan untuk menjadi sikap berbudaya. Keadaan ini membuat kita prihatin dan wajib untuk kita kritisi," katanya.

Sedangkan ISI Yogyakarta, kata dia, sebagai lembaga pendidikan seni yang menghasilkan produk seni berupa karya kajian dan penciptaan seni serta insan-insan seni punya potensi berperan sebagai penggerak dan kekuatan mengungkapkan ekspresi kritis dan estetik.

"Pepatah mengatakan seni lebih tajam daripada pedang, sehingga sesungguhnya seni memiliki kekuatan untuk mengajak kepada setiap orang untuk bisa menjaga pluralitas dan perdamaian," katanya.

(T.KR-HRI)