Elpiji bersubsidi di Yogyakarta mulai sulit diperoleh

id elpiji bersubsidi

Elpiji bersubsidi di Yogyakarta mulai sulit diperoleh

Elpiji 3kg (Foto antaranews.com) (antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Sejumlah warga di Kota Yogyakarta mengeluh kesulitan memperoleh elpiji bersubsidi tiga kilogram sejak awal bulan puasa dan harus mengeluarkan uang lebih banyak jika elpiji bersubsidi itu tersedia di pengecer.

"Saya baru saja membeli elpiji tiga kilogram. Harganya Rp20.000 padahal biasanya Rp18.000. Untuk mendapatkannya juga cukup sulit," kata warga Mantrijeron Beni Arso di Yogyakarta, Rabu.

Ia mengaku tidak memiliki tabung elpiji cadangan sehingga harus selalu membeli jika elpiji habis agar tetap bisa memasak. Elpiji tiga kilogram biasanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan selama dua pekan.

"Ya harus dicari sampai dapat. Kalau tidak, saya meminjam ke saudara yang memiliki tabung cadangan. Tetapi, saya tetap harus segera menggantinya karena mereka juga membutuhkan," katanya.

Hal senada disampaikan warga Giwangan Yuliningsih yang mengatakan sudah dua hari kesulitan mendapatkan elpiji tiga kilogram di berbagai toko atau pengecer di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

"Untuk kebutuhan memasak, saya ganti dengan membeli makanan jadi di luar. Makanan itu dihangatkan dengan penanak nasi," katanya.

Ia mengatakan akan tetap berusaha mencari elpiji tiga kilogram dan jika memang sulit untuk memperolehnya maka akan membeli elpiji nonsubsidi.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Sri Harnani mengatakan, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat saat bulan puasa dan lebaran, maka Kota Yogyakarta mendapat tambahan kuota elpiji sekitar enam persen.

"Mulai awal puasa ini ada penambahan kuota. Saat puasa dan lebaran, kebutuhan atau permintaan masyarakat mengalami peningkatan. Penambahan kuota ini diharapkan sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga tidak muncul kelangkaan," katanya.

Sedangkan untuk operasi pasar elpiji bersubdidi, Sri Harnani mengatakan belum memiliki rencana untuk mengajukan kebutuhan tersebut karena dinilai belum ada gejolak di masyarakat mengenai ketersediaan elpiji.

"Kami pantau terus. Namun, kewenangan kami hanya sampai tingkat pangkalan saja. Pemantauan dilakukan terhadap harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp15.500 per tabung dan ketersediaannya," katanya.

Pada 2016, kuota elpiji bersubdisi untuk Kota Yogyakarta adalah 20.339 tabung per hari dan meningkat menjadi 21.566 tabung per hari.

(E013)


Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024