Perencanaan wisata mangrove Kulon Progo selesai Agustus

id mangrove

Perencanaan wisata mangrove Kulon Progo selesai Agustus

Ilustrasi kawasan konservasi mangrove (antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan penyusunan rencana detail teknis kawasan wisata mangrove Pasar Mendit dan Pasir Kadilangu selesai pertengahan Agustus 2017.

Kepala Dispar Kulon Progo, Krisutanto di Kulon Progo, Selasa mengatakan saat ini pembahasan rencana detail teknis (DED) kawasan wisata mangrove masih dibahas dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo, khususnya Pemerintah Desa Jogoboyo.

"Berdasarkan konsep penataan kawasan, pengembangan wisata mangrove menerapkan pola integrasi antara Kulon Progo dan Purworejo. Sehingga, kami melakukan komunikasi intensif dengan Pemkab Purworejo," ucapnya.

DED kawasan mangrove akan mengatur penataan untuk desa-desa terdekat dengan kawasan wisata mangrove. "Kami kembangkan wisata mangrove yang terintegrasi dengan Desa Jogoboyo sampai Desa Karanganyar," kata dia.

Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata Kulon Progo Fitri Lianawati mengatakan konsep "one ower trip" akan menggabungkan objek wisata di perbatasan Kulon Progo dan Purworejo, Jawa Tengah, menjadi satu kawasan yang megah dan cantik.

"Saat ini, kami sedang menyusun rencana detail teknis (DED) pengembangan Pasir Mendit dan Pasir Kadilangu dengan konsep `one ower trip` yang saat ini sedang dikerjakan oleh pihak ketiga," kata Fitri.

Ia mengatakan isu utama dalam pembuatan DED kawasan mangrove Pasir Mendit dan Pasir Kadilangu, yakni empat kelompok pengelola menjadi satu dan akur, kemudian mengembangkan hutan mangrove menjadi kawasan yang cantik.

"Rencana ini memang tidak bisa langsung dilaksanakan secara instan karena membutuhkan waktu 15 sampai 20 tahun baru terwujud," katanya.

Ia mengatakan tambak-tambak udang yang dikembangkan masyarakat setempat akan disulap menjadi kawasan tambak yang indah. Tanah yang digunakan petambak udang menggunakan tanah milik Kadipaten Puro Pakualam bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kepentingan umum.

"Pada DED ini, tambak akan disulap menjadi sesuai yang indah sudah muncul menjadi apa," katanya.

Namun demikian, kata Fitri, program "one ower trip" harus bekerja sama dengan Pemkab Purworejo, khususnya Desa Jogoboyo dan Karanganyar, karena akan menggunakan jalan mereka. Rencananya, lahan parkir akan menggunakan lahan milik Purworejo.

"Kami akan menjalin komunikasi dengan Pemerintah Purworejo, sehingga menghasilkan rencana yang bagus dalam pengembangkan wisata mangrove," katanya.
KR-STR