Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Parade Seni Budaya Perbatasan dalam rangka memperkuat budaya daerah ini, utamanya yang berada di daerah perbatasan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan seni tradisional kerakyatan adalah seni yang lahir dan berkembang di daerah-daerah seluruh Kabupaten Kulon Progo, termasuk daerah-daerah perbatasan.
"Kami punya filosofi bahwa desa sebagai benteng peradaban karena di sana tersimpan nilai-nilai budaya yang perlu diangkat. Untuk itu, kami menggelar Parade Seni Budaya Perbatasan dari 3 sampai 5 Agustus dari Temon, Kalibawang dan Galur," kata Untung.
Ia mengatakan pihaknya mendapat masukan dari masyarakat, bahwa selama ini pengembangan budaya jangan hanya terpusat di wilayah perkotaan, mengingat kesenian budaya di daerah ini sangat beragam dengan ciri dan potensi masing-masing.
Menurut dia, penguatan budaya perbatasan harus dilakukan karena selama ini tidak sedikit seni budaya khas Kulon Progo justru lahir di daerah perbatasan.
Festival budaya perbatasan ini menitikberatkan pada pengembangan potensi perbatasan. Program ini diilhami pemerataan pembangunan budaya agat tidak terpusat di kota, sekaligus untuk menguatkan seni budaya di perbatasan dan maraknya aksi klitih sebagai budaya pop yang merusak.
Kulonprogo di wilayah perbatasan utara (Magelang) karena sejauh ini dikenal dengan tari Topeng Ireng maka akan diangkat tari Lengger Tapeng. Kulon Progo di perbatasan barat (Purworejo) yang identik dengn Dolalak, maka mengangkat tari Incling Krumpyung. Selanjutnya, perbatasan wilayah timur (Bantul dan Sleman) akan mengangkat Reyog Wayang (Sugriwo-Subali).
"Kostum juga akan menentukan siapa pemenang dalam festival ini, untuk perbatasan timur difokuskan untuk kostum batik, wilayah utara flora dan daur ulang, sementara di barat kain lurik khas Temon," katanya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo Joko Mursito mengatakan wilayah perbatasan dapat menjadi benteng kebudayaan yang kuat. Menurutnya, hal inilah yang menjadikan budaya perbatasan harus diperkuat sebagai identitas budaya Kulon Progo.
"Kami tidak bisa menghindari interaksi budaya, sehingga ketika kesenian Topeng Ireng yang itu miliknya masyarakat Magelang masuk ke wilayah Kalibawang dan Samigaluh itu wajar. Saat ini kami sedang membangun agar di perbatasan itu ada identitas baru yang menguatkan bahwa ini Kulon Progo," katanya.
KR-STR
Berita Lainnya
Kulon Progo gelar pameran ekraf di Plaza Kuliner Glagah
Jumat, 19 April 2024 20:21 Wib
KPU Kulon Progo petakan lokasi pengurangan TPS Pilkada 2024
Jumat, 19 April 2024 16:03 Wib
AP I: Penumpang selama Posko Lebaran 2024 di YIA sebanyak 239.684 orang
Jumat, 19 April 2024 14:02 Wib
KPU Kulon Progo menetapkan syarat dukungan perseorangan 29.329 pemilih
Jumat, 19 April 2024 10:18 Wib
Disnakertrans Kulon Progo melaksanakan padat karya di 49 lokasi
Kamis, 18 April 2024 17:53 Wib
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
Polres Kulon Progo: Angka kecelakaan lalu lintas turun 26 persen
Rabu, 17 April 2024 18:57 Wib
680 pelanggar lalu lintras di Bantul terjaring Operasi Ketupat Progo
Rabu, 17 April 2024 15:51 Wib