Bantul selektif cairkan dana bergulir pedagang pasar

id pedagang

Bantul selektif cairkan dana bergulir pedagang pasar

Pedagang pasar tradisional (Foto antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan selektif dalam mencairkan pinjaman dana bergulir bagi pedagang pasar tradisional agar tidak mengalami masalah dalam pengembalian.

"Agar angsuran pinjaman bergulir tidak berisiko macet, kami harus selektif. Kami pilih pedagang yang sudah tetap berjualan di pasar," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanto Hadi di Bantul, Jumat.

Menurut dia, pedagang pasar yang bisa menikmati pinjaman dana bergulir dari pemerintah daerah selain berjualan tetap juga merupakan warga Bantul yang mempunyai izin dasaran, juga terdaftar sebagai pedagang di pasar tersebut.

Ia menyebutkan dari total jumlah pedagang tradisional se-Bantul yang sekitar 12.000 orang, sejak program dana bergulir digulirkan pada tahun 2008 sampai saat ini yang sudah mengajukan dan memanfaatkan pinjaman bergulir sekitar 5.000-an orang.

"Karena kami hanya memberikan kepada pedagang tetap, bukan pedagang keliling, maupun pedagang arahan di los-los. Pinjaman ini tanpa jaminan sehingga kalau tidak kalau kita ngasih yang arahan itu terlalu berisiko macet," katanya.

Dana yang digulirkan tersebut ketika sudah dikembalikan, kata dia, diputar kembali bagi pedagang pasar lainnya dan seterusnya sehingga kalau ada kemacetan bisa memengaruhi pencairan tahap selanjutnya.

"Bagi pedagang yang belum tetap kalau mau menikmati dana bergulir harus izin dahulu dan membayar retribusi untuk menempati kios pasar. Kami izinkan sepanjang masih ada, pokoknya punya kios tetap dan bayar retribusi," katanya.

Subiyanto menjelaskan bahwa dana bergulir yang disiapkan dalam APBD Bantul setiap tahun terus bertambah hingga pada tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp8 miliar, sedangkan pada tahun ini disiapkan anggaran sebesar Rp10 miliar.

"Total dana bergulir yang sudah berputar sampai saat ini sekitar Rp28 miliar, itu belum termasuk tahun ini karena masih proses pencairan. Dari jumlah itu yang macet sekitar Rp300 juta atau 1 persen. Namun, kami terus berupaya menagih angsuran yang macet itu," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024