M3K di Sungai Winongo Yogyakarta terus digencarkan

id kali

M3K di Sungai Winongo Yogyakarta terus digencarkan

ilustrasi (Foto ANTARA/Noveradika)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Forum Komunikasi Winongo Asri bersama sejumlah instansi terkait terus menggencarkan gerakan "mundur munggah madep kali" atau mundur, naik, menghadap sungai di Sungai Winongo yang saat ini sedang dilakukan di Sidomulyo.

"Di Sidomulyo ada 10 rumah yang pemiliknya menyadari jika mereka tinggal secara ilegal di tanah Sultan Ground. Setelah sosialisasi, warga memiliki kesadaran untuk ditata, `mundur, munggah madep kali` (M3K)," kata Koordinator Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Yogyakarta Oleg Yohan di Yogyakarta, Jumat.

Penataan dilakukan dengan membongkar sebagian rumah yang berada terlalu dekat dengan tebing sungai. Di lokasi tersebut kemudian dibangun jalan inspeksi dengan lebar tiga meter sehingga bisa digunakan untuk mendukung kepentingan umum.

"Tidak semua bangunan dibongkar. Hanya sebagian saja, sekitar tiga meter," kata Oleg.

Proses pembongkaran dilakukan sejak Kamis (17/8) secara swadaya dan ditargetkan sudah dapat diselesaikan pada akhir Agustus yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan jalan inspeksi serta fasilitas umum lainnya.

"Kami tidak memberikan ganti rugi. Namun, kami mengupayakan akan merangkul sejumlah pihak untuk meminjamkan dana guna membangun kembali rumah warga sekaligus menghadapkan rumah ke sungai," kata Oleg.

Setelah pembongkaran selesai. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Yogyakarta akan melakukan pengukuran ulang dan memberikan sertifikat hak pakai kepada warga dengan jangka waktu pemakaian 10 tahun.

"Sertifikat itu bisa diperpanjang seperti yang selama ini sudah berlaku untuk tanah berstatus Sultan Ground lainnya," katanya.

Selain di Sidomulyo Kelurahan Bener, FKWA akan terus melakukan sosialisasi gerakan M3K di lokasi lain, di antaranya di Wirobrajan dan Patangpuluhan. "Harapannya, bisa masuk anggaran perubahan tahun ini sehingga bisa dilakukan penyusunan dokumen perencanaannya," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, proses pembongkaran rumah warga di Sidomulyo menunjukkan bahwa warga memiliki kesadaran untuk menjaga sungai.

"Kesadaran warga di Sidomulyo ini menjadi modal yang sangat bagus untuk terus melanjutkan gerakan tersebut sehingga penataan sungai bisa dilakukan secara tuntas," katanya.

Ia menegaskan, penataan sungai tidak bisa dilakukan secara parsial tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan dukungan semua pihak termasuk dari masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.

(E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024