Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah di daerah itu menggunakan strategi pemasaran produk dalam jaringan atau online.
"Saya berharap semuanya bisa memanfaatkan sarana itu karena menurut saya sebagian besar pelaku UMKM di DIY sudah mengenal dunia `online`," kata Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM DIY Agus Mulyono di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Agus, Dinas Koperasi dan UMKM DIY telah beberapa kali menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan internet sebagai media penjualan. Kendati jumlah riil yang telah menerapkan strategi itu masih rendah, namun pertumbuhan yang menerapkannya terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Jumlah riil yang sudah menggunakan teknologi sebagai sarana pemasaran saya belum bisa menyampaikan. Tetapi kalau dari tahun ke tahun saya rasa terus bertambah," kata dia.
Dinas Koperasi dan UMKM DIY melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) DIY, menurut Agus, telah memberikan teknis pemasaran secara online, di antaranya mencakup pemilihan serta pengunggahan gambar produk, pembuatan uraian yang menarik dan pembuatan jejaring di dunia.
"Selain mengoptimalkan PLUT kami juga melakukan `jemput bola` ke lapangan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan sepekan sekali dengan melibatkan 12 pendamping," kata dia.
Dorongan penggunaan strategi pemasaran secara online, menurut dia, terus dilakukan karena memang lebih efektif menjangkau dan menarik konsumen dibandingkan dilakukan secara tradisional.
Selain itu, menurut dia, di era digital saat ini rata-rata pelaku UKM di negara lain juga telah menggunakan sarana berbasis teknologi digital untuk memasarkan produk.
Hingga saat ini jumlah pelaku UMKM yang terdata di Dinas Koperasi dan UMKM DIY, kata Agus, mencapai 200.000 pelaku UMKM, dengan jumlah terbanyak berada di Kabupaten Sleman.
Sementara itu, CEO Rumah Kreatif BUMN Yogyakarta Hanitianto Joedoe sependapat bahwa hampir 100 persen pelaku UMKM DIY mengenal pemasaran online. Namun, kata dia, yang memanfaatkannya betul-betul untuk memasarkan produknya belum banyak. Untuk sektor usaha kecil bahkan baru lima persen.
"Rata-rata yang memanfaatkan media online pun hanya sebatas memasarkan dengan media sosial tanpa memiliki website sendiri yang menunjukkan kredibilitas jualannya," kata Hanitianto Joedoe.
(T.L007)
Berita Lainnya
Menparekraf sebut IP Branding Project Bali dongkrak ekspor produk UMKM
Sabtu, 20 April 2024 6:16 Wib
Sleman menggelar Penghargaan Nata Sembada bagi UMKM
Rabu, 17 April 2024 15:02 Wib
UMKM kopi Indonesia promosi tembus pasar AS
Rabu, 17 April 2024 5:59 Wib
Kandung nilai kemanusiaan, terapi herbal di Bali
Sabtu, 13 April 2024 4:44 Wib
Gibran: Tempat makan diminta tempel harga normal selama libur Lebaran
Minggu, 7 April 2024 4:54 Wib
Lima UMKM Indonesia promosikan kopi ke Belanda
Sabtu, 6 April 2024 17:37 Wib
Sandiaga Uno: Digitalisasi perluas pemasaran UMKM ekraf Indonesia
Jumat, 5 April 2024 17:49 Wib
Aceh Ramadhan Festival 2024 gaet wisatawan, ungkap Sandiaga
Selasa, 2 April 2024 4:58 Wib