Pemkab tidak menemukan garam dicampur bahan kaca

id garam

Pemkab tidak menemukan garam dicampur bahan kaca

Pekerja membungkus kemasan garam dapur untuk segera dipasarkan di pasar tradisional (ANTARA FOTO)

Bantul (Antara) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak menemukan peredaran garam dicampur dengan bahan kaca di pasar tradisional daerah ini meski kejadian tersebut diisukan ditemukan di daerah lain.

"Terkait isu garam yang menurut berita dicampur bahan kaca maupun plastik, saya langsung monitor ke pasar-pasar, dan informasi yang dicampur plastik itu di Bantul tidak ada," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Kamis.

Menurut dia, pemantauan ke pasar-pasar tradisional untuk mengetahui peredaran garam itu melibatkan tenaga honorarium lepas yang ditempatkan di pasar-pasar, sebab setidaknya Dinas Perdagangan punya sekitar 200 tenaga yang direkrut pemda itu.

Ia menjelaskan, kabar adanya garam yang dicampur dengan bahan kaca ataupun plastik itu sesuai yang pihaknya ketahui dari media sosial itu diisukan terjadi di wilayah Jawa Timur, meski begitu kabar itu belum dipastikan kebenarannya.

"Kalau dari berita, terkait perdagangan garam itu impor dan dikirim ke beberapa daerah di Indonesia, kalau sekarang ini pasokan lancar. Dan kemarin di wilayah Pundong Bantul itu, saya tanya kalau ketersediaan garam itu lengkap," katanya.

Subiyanta mengatakan, beberapa waktu lalu sebelum diisukan adanya garam dicampur bahan kaca itu karena stoknya berkurang akibat produksi turun, sehingga harga di pasaran mengikuti hukum pasar dan pedagang menyesuaikan.

"Memang kemarin stok agak kurang, sehingga pedagang menyesuaikan. Tetapi saat ini harganya terjangkau, tidak naik seperti kemarin karena ada barang. Dan sesuai koordinasi dengan DIY, kemarin banyak petani garam gagal panen, jadi berpengaruh pasokan ke daerah," katanya.

Menurut dia, secara kasat mata garam dengan garam berbahan kaca atau plastik terlihat sama, akan tetapi akan terlihat perbedaannya bila dilarutkan dalam air mengalir, karena garam asli akan larut sementara garam palsu tidak larut dalam air.

"Jadi untuk mengetes gunakan saringan yang diletakan garam kemudian dikasih air mengalir, garam yang tidak larut itu yang perlu kita curigai, karena bisa terbuat dari kaca atau plastik. Namun yang jelas di Bantul tidak ada yang dicampur kaca," katanya.

(KR-HRI)