Yogyakarta (Antara Jogja) - Seorang peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta menyarankan gabungan kelompok tani (gapoktan) di setiap daerah berkoordinasi dalam penanaman padi secara serempak.
"Kelompok tani dan gapoktan berkewajiban untuk berkoordinasi dalam bertanam padi secara serempak pada areal yang luas," kata peneliti BPTP Yogyakarta Arlyna B Mustika di Yogyakarta Kamis.
Menurut dia, secara teknis tanam padi serempak sangat penting untuk menghindari penumpukan hama terutama wereng batang coklat pada satu daerah atau pada titik serangan yang selanjutnya akan menyebar menjadi hama pada areal pertanian yang luas.
Tanam padi secara serempak, kata dia, bisa dilakukan pada areal yang luas dan tidak dibatasi batas oleh administrasi pemerintahan. Hal ini karena wereng batang coklat terbang bermigrasi tanpa terhalang sungai bahkan lautan.
"Bila suatu daerah mengalami puso maka wereng bersayap panjang dalam jumlah banyak akan terbang bermigrasi mencari pertanaman padi muda untuk berkembangbiak. Bila areal tempat migrasi sempit, maka populasi wereng imigran akan makin padat," katanya.
Arlyna mengatakan, hal ini perlu disadari petugas maupun petani bahwa wereng batang coklat dapat bermigrasi sampai 200 kilometer dari daerah titik serangan ke daerah yang pertanaman padinya berada pada fase vegetatif.
Oleh sebab itu, kata dia, kewajiban pemerintah dalam hal harmonisasi petugas di lapangan yaitu tripartit pengamat organisme pengganggu tanaman, penyuluh pertanian lapangan dan petugas dinas sangat diperlukan untuk kelancaran operasional di lapangan.
"Keharmonisan tripartit sangat penting untuk membawa petani melakukan tanam serempak dalam satu kawasan yang luas dengan jadwal waktu tanam antara tanam pertama dan tanam terakhir 15 hari," katanya.
Ia mengatakan, dalam pengendalian wereng batang coklat pada padi tidak lepas dari aspek sosial kemasyarakatan, di antaranya diperlukan adanya kesepakatan pembersihan singgang secara serempak bersama-sama dan keserampakan waktu tanam.
"Pengendalian wereng batang coklat tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknologi, tetapi perlu peran aktif masyarakat tani sebagai penggerak utama dan pengguna teknologi," katanya.
KR-HRI
Berita Lainnya
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul mencatat luas panen padi 12.209 hektare
Jumat, 29 Maret 2024 22:48 Wib
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Dapat ganti rugi, tanaman padi petani Jepara, Jateng, akibat banjir
Senin, 18 Maret 2024 18:00 Wib
Petani Demak, Jateng, korban banjir peroleh asuransi
Kamis, 14 Maret 2024 10:04 Wib
PeaceSantren suarakan pesan damai via musik
Rabu, 13 Maret 2024 19:02 Wib
Produksi gabah di Kulon Progo Maret-April 24.412 ton
Selasa, 12 Maret 2024 18:46 Wib
Panen raya 560 ribu ton gabah kering di Demak, Jateng
Minggu, 10 Maret 2024 19:09 Wib