BPBD imbau masyarakat Kulon Progo waspadai longsor

id longsor

BPBD imbau masyarakat Kulon Progo waspadai  longsor

ilustrasi(foto BPBD Sleman) (antara)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana tanah longsor dan banjir saat memasuki musim hujan.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan berdasarkan informasi BMKG, bahwa saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga BPBD mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan datangnya potensi bahaya bencana alam saat musim hujan.

"Di berbagai kesempatan, kami menyampaikan informasi kepada masyarakat, bahwa pada akhir Oktober ini merupakan datangnya musim hujan. Masyarakat harus bersiap untuk menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang terjadi di sekitarnya," imbau Gusdi.

Ia mengatakan BPBD Kulon Progo intensif mensosialisasikan kepada masyarakat setempat terkait potensi bencana yang dimungkinkan muncul.

"Kami minta masyarakat diminta peka pada tanda tanda alam yang menjadi penanda adanya bencana," harapnya.

Berdasarkan peta potensi bencana di wilayah Kulon Progo, menurutnya ,ada dua potensi bencana yang bisa terjadi saat musim hujan yakni datangnya banjir dan tanah longsor.

Bencana banjir dimungkinkan terjadi di wilayah Kulon Progo sisi selatan,yakni Kecamatan Galur, Panjatan, Wates dan Temon. Sementara untuk tanah longsor, ada di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Kokap dan Pengasih.

Ia memastikan SDM yang ada dipersiapkan untuk siaga selama 24 jam dan peralatan siap dipergunakan saat datanya bencana.

"Kami sudah membekali personil guna makin menyiapkan diri saat diperlukan dalam penanganan bencana. Selain itu, semua peralatan pendukung telah dipersiapkan jika sewaktu-waktu harus digunakan," katanya.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo Hepy Eko Nugroho mengatakan di Kulon Progo ada 21 desa rawan bencana tersebar di kawasan Bukit Menoreh yakni Kokap, Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo dan Pengasih.

"Setiap musim penghujan, desa tersebut pasti terjadi bencana tanah longsor dengan titik-titik yang berbeda," kata Hepy.

Ia mengatakan di Kabupaten Kulon Progo juga terdapat 66 desa potensi bencana, tapi tidak semua ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. Desa tersebut cukup diberikan sosialisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Selain itu, kata Hepy, BPBD juga menetapkan 10 desa rawan potensi tsunami, diantaranya Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan, Glagah, Karangwuni, Bugel dan Banaran.

Terkait kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo menghadapi ancaman bencana alam, ia mengatakan pihaknya mengecek lokasi-lokasi yang potensi terjadi bencana, baik tanah longsor, pohon tumbang dan banjir.

"Kami terus melakukan pemantauan dan pengecekan di lokasi. Setelah itu, data dari lapangan kami gunakan untuk bahan pemataan dan kebijakan penanganan bila terjadi bencana," kata dia.

KR-STR